My Life So Cold

Minggu, 31 Oktober 2010

Hanya ditanah air ku, traffic ligth yang berwarna HIJAU itu menimbulkan ‘KEMACETAN’..

                Sekilas dari pengalaman pribadi saya sehari-hari, mahasiswi dari salah satu Universitas ternama diBekasi yang setiap paginya pergi kuliah dengan kendaraan sepeda motor kesayangan (hehe..).
                Berangkat pukul 07.00 pagi, yang sudah pasti saya perkiraan dengan waktu 30 menit sampai ke kampus,  dan ternyata TIDAK ! Saat keluar jalan pramuka, Narogong, pemandangan mobil panjang sudah menanti. Sepeda motor seperti yang saya bawa pun kian lalu lalang mencari jalan sempit untuk menerobos kemacetan yang terjadi. Tak khayal juga ternyata mobil angkutan umun pun mulai menerobos jalan-jalan kecil yang seharusnya di lalui oleh kami yang kecil (baca : sepeda motor). Tak habis pikir mereka pun(baca : angkutan umum) memaksa untuk melalui jalan-jalan sempit untuk keluar dari kemacetan tersebut.
                Sampai ujung jalan raya Narogong, Rawa Panjang tersebut memang ada pemandangan yang tak semestinya terjadi. Traffic Ligth yang berwarna hijau itu yang menyebabkan kemacetan. Diluar dugaan, lampu yang seharusnya membolehkan kita jalan justru membuat kemacetan makin kian tak terkontrol oleh para petugas (baca : polisi). Sekian banyak kendaraan ingin cepat-cepat sampai ke tujuan tanpa mematuhi rambu-rambu yang ada. Keegoisan setiap orang yang menyebabkan kejadian ini berlangsung terus-menerus. Pemerintah sudah berupaya keras menyerukan janji-janji yang seharusnya mereka penuhi, tapi mengapa kita yang sudah memilih mereka untuk mewakilkan segala keluhan kita, justru mereka lamban dalam menanganinya?????
                Jujur, mungkin kita juga tidak menyadari bahwa keegoisan kita sebagai pengguna jalan itu sangat tinggi, dan mungkin juga pemerintahan daerahnya juga kurang peduli atau tanggap cepat dalam penanganan permasalahan yang terus-menerus seperti ini. Tidak ada kerjasama pemerintah dan masyarakat dalam menjalankan komitmen yang dibuat. Masalah ini akan terus menerus seperti ini jika setiap orang tidak mementingkan keegoisannya sendiri sebagai masyarakat.

Bagaimana tidak macet, SATU mobil SATU orang ????????????????
               
                Ini salah satu bentuk keegoisan masyarakat kelas menengah sampai kelas atas. Bayangkan, berapa banyak mobil dijalan yang hanya digunakan oleh satu orang??????? Jelas hasilnya sangat signifikan!!!
                Banyak angkutan umum yang disediakan pemerintah untuk mengangkut masyarakat dalam jumlah banyak, tetapi mengapa masih banyak yang menggunakan kendaraan pribadi yang dipakai sendirian???? Mempermudah, tidak juga, buktinya masih kena macet juga toh? Takut berpanas-panasan? Ga sendirian kan di dalam bis kota? atau karna gengsi??? Jelas buakn jawaban yang memuaskan menurut saya pribadi, kalo kata lagunga Bondan ft fade2black “TINGGALKANLAH GENGSI, HIDUP BERAWAL DARI MIMPI, GANTUNGKAN YANG TINGGI, AGAR SEMUA TERJADI..”. Lagu yang tadi saya tulis itu benar! Yang sukses lahir batin dunia akhirat itu yang jau dari rasa gengsi. Mempunyai mobil, memang salah satu impian saya, tapi itu saya gunakan bukan untuk jarak yang saya bisa capai dengan angkutan umum atau dengan si puppy motor kesayangan. Mobil dirancang untuk 4 orang bahkan lebih, mengapa yang saya lihat justru mobil hanya ada satu orang didalamnya?????
                Saya yakin  satu orang itu juga merasa tidak mau merasakan yang namanya kemacetan, siapa coba yang mau berjam-jam dijalanan, terlambat ke sekolah, ke kantor atau ada urusan lain, relatif semua orang tidak mau merasakan yang namanya macet, apalagi macetnya pake total! Hehe.
Cuma satu yang menurut saya bisa menangani kemacetan yang terjadi, hanya kesadaran kita sebagai masyarakat dan kesadaran pemerintah sebagai ‘Wakil Masyarakat’ untuk tidak memenntiingkan keegoisannya sendiri sebagai pengguna jalan.

Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah atau menyinggung perasaan, ini hanya sekedar ulasan atau pendapat saya peribadi sebagai masyarakat yang mungkin masih banya juga kekurangannya. Sekian dan Terimakasih.



1 komentar: